Minggu, 11 Desember 2022

Tak Lagii Tentangmu

0 comments
Kemaren aku membuka kenangan tentangmu

Dan kau pasti menanyakan, kenangan yang mana?
Kita memang tidak pernah memiliki kenangan bersama, tapi aku memilikinya
Ya, hanya aku yang memiliki
Aku memiliki hal, waktu, dan tempat yang dengannya pikiranku tertuju kepadamu
Ketika ku membuka kenangan itu, ku raba dadaku
Apakah masih terasa debaran dahsyat itu?
Karena ku mengerti, semua tak lagi sama
Kau semakin jauh dan semakin terasa ketidakmungkinan itu
Tapi ternyata debaran itu ada

Meski tidak sedahsyat ketika ku tenggelam 

Kamis, 01 Desember 2022

November Struggle

0 comments

 

ٍAku aka basyar alias manusia biasa, pastinya memiliki ketakutan yang bukan tanpa alasan. Bukan tanpa alasan. Hari-hari yang dilalui bukanlah hal yang mudah lagi. Bahkan tak jarang sangat sulit dan ingin menyerah. Pun, kekahwatiran terhadap perasaan pun muncul. Khawatir bahwa nantinya aku tidak bisa bahagia, bahkan berakhir dengan duka.

Berpikir tentang menjadi dewasa, menjadikan takut dan khawatir menjadi satu kesatuan yang sulit terpisah. Takut akan masa depan yang entah bagaimana ia akan terjadi nantinya. Khawatir ketika melewati jalan terja nan berliku dengan tebing-tebing tantangan kehidupan yang tinggi menjulang.

Namun aku harus kuat. Mengemban amanah sebagai putri pertama dalam keluarga pasti bukan tanpa alasan. Berat dipikul dan kadang merasa kehidupan tak adil, adalah perasaan yang harus aku hapus dari jajaran rasa. Jika memang aku sudah berusaha mencari motivasi hidup akan tetapi belum jua kudapat, setidaknya diri ini bisa menjadi motivasi untuk raga ini.

Tentang bahagia atau sedih, itu adalah pilihan. Dan rasa untuk bahagialah yang harusnya aku pilih. Selamat dewasa diri ini. Semoga aku bisa menjadikan diri ini lebih baik dari masa yang lalu. Tentang Novermberku, terimakasih telah menemani perjuangan ini. 

Sukabumi, 30 November 2022

Sabtu, 19 November 2022

Kunci Utama Kemenangan

0 comments

Kunci utama kemenangan Al Fatih bukan meriam jumbo berukuran sekian meter, bukan pula kapal besar yang dapat menyebrangi lautan. Di setiap kesempatan, Al Fatih memastikan pasukannya jauh dari kemaksiatan, karena selama masih ada yang bermaksiat kepada Allah, maka sangat mustahil meraih kemenangan. Begitu juga pendidikan, semakin pasukan pendidik mendekati dosa, maka akan semakin jauh dari keberhasilan. Generasi soleh tidak mungkin dicetak melalui tangan pendosa.

Layangan

0 comments

Kau adalah layang-layang yang pernah ada di tanganku,

Ketika aku berusaha bermain mengulurmu meninggi,

nyatanya angin besar memutuskan benang yang menghubungkan kita

Kau pun terbang meninggi, tinggi dan tinggi

Tak lama kau tak tau arah, namun ku tak tahu dimana kau jatuh

Hari-hari ku mencarimu, tapi tak berhasil

Hingga ada di saat aku berusaha mengikhlaskan kepergianmu

Agar tak ada lagi rasa sedih menggelayutiku

Melupakanmu bukanlah pilihan, akan tetapi ia tuntutan karena keputusanku

Serpihan Hati di Praja

0 comments

Kemarin, aku membuka kenangan tentangmu

Dan kau pasti menanyakan kenangan yang mana?

Kita memang tidak memiliki kenangan bersama

Tapi aku memilikinya, ya, aku hanya aku yang memiliki

Aku punya hal, waktu dan tempat yang dengannya pikiranku tertuju padamu

Kemudian ketika ku membuka semua itu,

Ku raba dadaku, apakah masih terasa debaran itu

Karena ku mengerti, semua tak lagi sama

Kau semakin menjauh dan semakin terasa ketidakmungkinan itu

Tapi ternyata debaran itu masih ada

Meski tidak sedahsyat ketika ku tenggelam

Rabu, 16 November 2022

Membakar Jembatan Pertemanan

0 comments

Kata Malik, kalau kau memang mengasihinya, katakan sekarang

Biarkan seluruh kasihmu membakar jembatan pertemanan yang kalian bangun,

menyulapnya menjadi jembatan baru,

atau runtuh sekalian

Wahai Bujang yang Dirindukan Bidadari

0 comments

Tidurlah lebih sedikit

Bersenang-senanglah lebih sedikit

Duhai para bujang yang dinanti bidadari berkerudung jenjang!

Mandiri sedini mungkin itu kehormatan dunia-akhirat

Rabu, 05 Oktober 2022

Ilmu

0 comments

العلم حرب للفتى المتعالي


كالسيل حرب للمكان العالي

Ilmu itu musuh bagi pemuda yang menyombongkan diri. 

Bak arus banjir tak hendak pada dataran tinggi

(Az Zarnujy)



Mewakafkan Anak

0 comments

Suatu hal yang dilupakan kebanyakan ibu ketika melahirkan anaknya yaitu ikhlas mewakafkan anaknya untuk izzul islam. Karena anak tidak akan selalu bersama ibunya. Kalau suatu saat sang anak lebih memilih islam dari pada ibunya, maka berbahagialah sebagai ibu jangan pernah bersedih, karena Allah akan ganti perpisahan ia dengan anaknya di dunia dengan pertemuan di syurgaNya kelak.

Keluar dari Zona Nyaman

0 comments

 Sulit kau temui kesuksesan jika masih tak berpindah dari zona nyaman, 

Tantangan dan kesulitanlah yang mengasah kualitas diri,

Bersakit-sakitlah dalam berjuang,

Hingga kau kelak akan tersenyum menyambut hasil yang diridhai


Rabu, 24 Agustus 2022

Aku dalam Pilihanmu

0 comments


 Bolehkah aku pergi?

Hidup tanpa memikirkan dirimu lagi

Hilang dari hadapanmu tanpa kembali

Lenyap dari bumi tanpa dapat kau cari

 

Jika jawabanmu iya

Kan kerahkan daya upaya

untuk menepis harapan dan asa

Karena pergi darimu butuh samudra tenaga

 

Jika kau menjawab jangan

Maka akan kupertahankan semua angan

Tak akan kumustahilkan semua jalan

Mungkin kita bisa menuju pelaminan


Tapi kenyataannya

Ku tak pernah menanyakannya

Hanya berkhayal tentangmu

Tanpa tahu jawabanmu

 

Kau tak salah

Aku yang salah

Terlalu menentukan arah

Pada-Mu aku pasrah

Senin, 22 Agustus 2022

Untukmu

0 comments

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh


Bismillah, dengan menyebut nama Allah, Sang Pemilik CInta Hakiki. Bersamaan dengannya, shalawat dan salam semoga tetap tercurah untuk kekasih-Nya shallallahu alaihi wassallam. Amma ba’du.


Bagaimana kabarmu?semoga kamu selalu berada dalam dekapan cinta-Nya. Kamu tahu? Aku telah mengumpulkan kepingan-kepingan keberanian untuk menorehkan tinta di atas kertas ini, lalu mengirimkannya kepadamu. Aku harap, hidupmu setelah ini tidak terusik hanya karena selembar kertas di tanganmu ini.


Tak terasa, keakraban kita, telah menyusuri lorong waktu empat tahun lamanya. Tentu bukanlah bak kejapan mata. Akan banyak hal penting, tumbuh, berkembang, bertambah, dan berubah apabila kita melewatkannya sia-sia.


Ada sesuatu yang unik sejak aku mengetahui keberadaanmu sejak perpisahan kita bertahun-tahun. Sejak kali pertama kalimat awalmu terkirim menuju mesenger facebook kala itu. Sesuatu yang sama yang dirasakan oleh Fatimah radhiyallahu anha terhadap Ali radhiyallahu anhu sebelum pernikahan mereka. Kemudian, kusebut sesuatu itu unik. Mengapa? Karena sejak kala itu hingga hari ku menuliskan surat ini, sesuatu itu tidak pernah berubah. Ia tsabat, meski telah ku coba menghilangkannya.


Mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa? Jawabannya sederhana saja, karena kamu orang pertama. Jawaban rumitnya adalah bahkan sejak sepuluh tahun yang lalu, kaulah yang pertama. Beberapa hal remeh yang mungkin tak kau sedari menarik perhatianku.


Aku selalu beusaha meyakinkan diri sendiri, memupuk taman iman yang sering layu, bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya. Terkadang, keinginan-keinginan yang diharapkan tidak berbanding lurus dengan takdir yang Ia gariskan, maka disitulah letak ujian keimanan. Oleh karena itu, tujuanku menulis surat ini hanya sekadar menyatakandan menyampaikan “sesuatu” yang tersembunyi, bukan untuk menuruti nafsu agar ia terbalas.


Aku tahu, apa yang aku lakukan, mengantarkanku pada ujung jembatan persahabatan dan meruntuhkannya. Kemudian, entah aku akan membangun jembatan baru yang lebih indah, atau aku akan kehilangan puing-puing jembatan tersebut tertelan waktu. Tapi, apabila yang terjadi adalah kejadian kedua, aku harap, aku bisa kembali menemukan puing-puing yang menghilang dan bertanggung jawab membangunnya kembali.


Terimakasih sudah membca coretan ini. Semoga Allah selalu memberkahi langkah-langkah kebaikanmu.


Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

 

 

Sukabumi, 17 Juni 2022

@maryamahdiyyah

Jumat, 27 Mei 2022

Lulus Madrasah Ramadhan

0 comments

 


        
Tiada terasa ibadah puasa ramadhan telah kita tempuh dengan berjalan aman, slamet, lancar, dan barokah. Kumandang takbir, tahlil dan tahmid bersahut-sahutan menandakan hilal bulan syawal terlihat. Dengan demikian, kita akan menyambut kemenangan besar, yakni pada Hari Raya ‘Iedul Fitri 1 Syawal tahun ini. Hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh muslim di seluruh dunia. Hari berbuka bagi mereka yang telah berpuasa sebulan penuh. Hari rehat bagi mereka yang telah mengorbankan segalanya saat berpuasa. Hari pulang bagi mereka yang merantau jauh dari keluarga. Dan juga hari kebahagiaan bagi fakir miskin dengan adanya zakat fitri yang diberikan hari itu. Masyaallah.

 

        Makna iedul fitri memang berbeda setiap orang. Hari ini merupakan suatu perayaan bagi umat muslim atas kemenangan menahan diri dari makan dan minum, serta menjauhi dari berbagai pekerjaan yang bisa membatalkan puasa. Pada hari raya idul fitri ini, umat islam dilarang untuk berpuasa. Dahulu kala pada masa Nabi Muhammad, terdapat beberapa perang yang terjadi pada bulan Ramadhan, salah satunya adalah perang Badar, maka para sahabat Nabi merngartikan kemenangan Idul Fitri sebagai kemenangan setelah berpuasa dan sekaligus kemenangan perang. Ada juga yang mengartikan arti kemenangan Idul Fitri adalah perayaan atas keberhasilan bulan puasa, berdoa dan menahan diri dari segala tindakan, pikiran dan kata-kata negatif yang memang sebaiknya dijauhi saat berpuasa.

 

        Sebagai mana yang telah kita ketahui, tabiat orang beriman dalam menyambut Ramadhan adalah bersemangat dan rakus dalam beribadah berburu pahala di bulan yang mulia. Pahala yang digandakan berkali-kali lipat dibandingkan beribadah di bulan lain. Begitu pula yang terjadi di sudut kabupaten Sukabumi, di sebuah sekolah tinggi bermodelkan asrama pesantren, terasa semangat mahasiswa dan mahasiswinya. Aturan sekolah tinggi tersebut tidak memulangkan mahasiswa dan mahasiswinya selama ramadhan bahkan iedul fitri. Pastinya banyak mahasiswa dan mahasiswi yang merasa sedih tidak bisa mudik dan berkumpul dengan keluarganya di kampung halaman. Namun di samping itu, ada secercah kebahagiaan ketika mengetahui banyak program kampus yang akan mendukung penuh agar fokus beribadah selama sebulan ini tanpa memikirkan urusan rumah tahunan setiap ramadhan dan menjelang iedul fitri seperti mengurus kue lebaran atau menyiapkan THR untuk keponakan atau yang lainnya. Ramadhan di kampus tersebut bagaikan madrasah bagi mereka yang ingin menyekolahkan kembali ibadahnya yang menurun sebelum ramadhan. Madraasah bagi mereka yang ingin menyekolahkan akhlak mereka yang kurang baik agar menjadi baik, dan yang sudah baik, agar menjadi lebih baik lagi. Madrasah supaya selalu bersyukur kepada Alloh bahwa kita bisa begadang melaksanakan ibadah puasa dalam sebulan Ramadlan. Kita dapat mengkhatamkan Al-Qur’an dan dapat menempuh Lailatul Qodar. Kita dapat melaksanakan dzikir, ibadah siang-malam, i’tikaf, sholat tarawih, berdoa kapan saja dan dimana saja memburu waktu-waktu dikabulkannya doa yang bertaburan dan memetik bunga-bunga pahala yang disemaikan oleh Allah pada padang Ramadhan yang mulia. Madrasah yang sungguh hebat orang-orang di dalamnya.

 

        Idul Fitri di kampus tersebut akhirnya tiba. Gegap gempita syawal pada pagi hari dimulai dengan sarapan ketupat dan opor ayam khas lebaran. Kemudian disusul shalat Idul Fitri dan Khutbah serta bersalam-salaman meminta maaf antar sesama. Kemudian setelah itu mahasiswa dan mahasiswi menyibukkan diri agar tidak terlalu sedih lebaran jauh dari keluarga dengan menelpon keluarga di kampungnya. Ada juga yang bersilaturahmi ke rumah dosen seakan menjaga adat silaturahmi saat hari raya agar tidak hilang. Dan setelah riuh gempita Idul Fitri, maka berlalulah ramadhan dan idul fitri ini serta tersematlah gelar “lulusan ramadhan”.

 

        Sebagai alumni madrasah ramadhan, seharusnya kita masih menjaga adat-adat ramadhan yang baik dan mulia. Jangan sampai kita menjadi alumni yang merugi sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: “Merugilah bagi orang yang ketika Ramadlan datang sampai habis waktunya tiada diampuni dosa-dosanya”. Perkataan Nabi tersebut adalah sebuah sindiran keras bagi kita yang pada umumnya setiap akhir Ramadlan merayakan dan menyambut kemenangan besar akan tetapi gagal memenangkan pertarungan tersebut. Ibadah Ramadlan seharusnya dinikmati dan menghasilkan rahmat, pahala, maghfirah, ridla Alloh dan pembebasan dari api neraka. Akan tetapi apa yang terjadi pada alumni ramadhan terkadang tidak menjaga fitrohnya yang telah disucikan pada bulan tersebut. Yang terjadi setelah syawal datang, ia kembali ke adat semula, tidak berhati-hati dalam mengambil tindakan, bahkan berbuat maksiat seakan-akan Allah tidak melihatnya. Terkadang masih ada hamba Alloh yang terjebak dengan kiprah dan kegiatan yang bukan bersifat ibadah, namun justru yang bersifat festival dan seremonial. Semestinyalah setelah sebulan penuh kita menahan nafsu dan menjauhi larangan Alloh serta meningkatkan ketaqwaan, maka Alloh akan mensucikan diri dan bathin kita dan tugas kita adalah menjaga kesucian itu.

 

        Marilah kita mengembalikan diri kita pada kemenangan besar yang kita cita dan cintakan. Kita sudah berlapar-lapar untuk berpuasa tentulah ingin mencapai derajat insan yang taqwa dan tawadhu. Ibadah yang ditempuh selama Ramadlan pastilah untuk meningkatkan kedekatan kita terhadap Rabb semesta alam. Kita membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an adalah untuk semakin memahami dan menghayati perintah dan larangan Alloh. Dan semestinya bukan hanya kita kaji di bulan Ramadlan semata, seyogyanya pula kita urai dan dalami pada sebelas bulan yang lain.

 

        Berhubung purnama syawal masih bisa kita lihat, maka penulis mengucapkan Taqabbalallahu minna wa minkum. Semoga apa yang kita usahakan, bisa bermanfaat untuk diri kita. Dan semoga kita menjadi Lulusan Ramadhan yang berhasil dalam menjaga keistiqomahan dan ketakwaan.