Senin, 15 Juni 2020
Semangat Andil Dalam Iqamatuddin
Oleh : Ustadz Abu Azka
_Ayyuhal asatidzah dan para alumni yang dirahmati Allah_
Ketika kita berbicara Iqamatuddin, seharusnya kita mengenal literatur syari yang menjadi pijakan kita. Jangan menjadi muslim yang hanya mengikuti alur saja.
Dikatakan dalam kitab panduan _Ma'alim al ikhtilat al kubraa untuk Ahlussunnah wal Jama'ah_ oleh Abdul Hadi Al Misri dikatakan bahwasanya kita sudah menjalin perjanjian dengan rabb kita yang termaktub dalam QS Al Ahzab ayat 72
إنا عرضنا الأمانة على السموات والأرض والجبال فأبين أن يحملنها وأشفقن منها وحملها الإنسان
"Kami telah menawarkan tanggungjawab kepada langit, bumi dan gunung akan tetapi mereka menolak dan kemudian manusia menyanggupinya"
Inilah dasar yang mendasari amanah kita terhadap Iqamatuddin. Bagaimana menyikapi itu semua?
Pola kerja musuh musuh Iqamatuddin
Sebuah riset membuktikan bahwa New World Order atau tatanan dunia Baru adalah tatanan yang mencengkram manusia dari sisi digital. Seluruh manusia di muka bumi dijauhkan dari dunia ilmu menuju dunia hiburan. Kita disuguhi fasilitas yang melalaikan akan din, merusak islam, dan menjadikan orang-orang mengikuti gaya hidup penyedia fasilitas tersebut.
Mindset manusia sudah berubah, segala hal harus diceritakan pada media sosial.
Tips dan Trik menjadi Muqimuddin
Dalam sebuah buku berjudul "Komitmen Muslim Kepada Harakah Islamiyah", penulis menjelaskan dua poin besar ketika diri kita secara sadar bahwa kita adalah abnaul harakah dan akan dimintai pertanggungjawaban terkait dengan status kita sebagai Muqimuddin,
1. Apa yang harus saya perbuat apabila saya berkomitmen terhadap islam?
2. Apa yang harus saya perbuat jika saya berkomitmen terhadap harakah Islamiyah?
_Yang akan dirinci hanya poin pertama_
Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus memiliki komitmen,
1. Kita harus mengislamkan akidah kita
Karena realitanya, banyak muslim yang akidahnya tidak beres.
Apa yang harus kita islamkan dari akidah kita?
Yaitu dengan membenahi rukun iman. Selain itu, membenahi iman kita terhadap tasyri' Allah Ta'ala. Karena sekarang banyak orang yang meremehkan hukum tasyri' dan lebih takut kepada hukum manusia.
Dr. Zakir Naik mengatakan, " Manusia itu diberi pilihan. Karena mereka diberi rezeki oleh Allah berupa ilmu dan otak untuk menentukan pilihan. Allah tidak mendzalimi hambanya"
2. Kita harus mengislamkan ibadah kita.
Ibadah bukan hanya yang termaktub dalam materi, namun semua amal kita adalah ibadah.
Apakah ibadah tersebut seluruhnya berdasarkan teori syar'i atau didalamnya terdapat unsur-unsur syirik yakni riya'.
Logika islam menghendaki agar seluruh lini kehidupan merupakan bernilai ibadah dan ketaatan.
3. Kita harus mengislamkan akhlak.
Mengapa?
إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Merupakan sebuah dasar bahwa kita ditakdirkan menjadi umat Nabi yang paling baik akhlaknya. Ini yang menjadi titik keberhasilan islam pada masa itu. Dan inilah yang menjadi modal kita menopang agama ini, apakah akhlak kita sudah mengikuti akhlak salafusshalih. Bukan dengan, mengikuti ideologi Korea yang malah menjadi trend masyarakat. 🔥
4. Kita harus mengislamkan rumah tangga.
Jangan beranggapan bahwa memperbaiki rumah tangga itu setelah menikah, ini adalah anggapan yang salah. Karena ternyata, rumah tangga kita kelak, tergantung kita sekarang. Kalau dari sekarang kita tidak men setting goal set rumah tangga kita kelak, bagaimana kita menentukan visi misi untuk kedepan. Contoh hasil dari orangtua yang memiliki setting keluarga yang baik adalah Muhammad Al Fatih.
5. Kita harus mengalahkan hawa nafsu.
النفس كالطفل
Nafsu itu seperti anak kecil yang suka menyusu, apabila kita tidak putuskan susuannya, mana mungkin dia berhenti menyusu. Inilah nafsu sejatinya.
ونفس وما سواها فألهمها فجورها وتقوله قد أفلح من زكىها وقد خاب من دسها
Yang dimaksud jiwa dalam ayat tersebut adalah hawa nafsu, ada ketakwaan dan kedurhakaan. Kalau jiwa suci akan dekat dengan ketakwaan, sebaliknya apabila tidak suci maka dekat dengan kedurhakaan.
Semua jiwa pasti memiliki nahwu. Akan tetapi manusia dalam pertarungan nya terhadap hawa nafsu terbagi menjadi tiga golongan:
1. golongan yang terkalahkan oleh hawa nafsu.
2. Golongan yang melawan dan bertarung terhadap hawa nafsu. Yang kadang menang, namun kadang kalah. Dan apabila kalah, mereka bertaubat.
3. _tidak disebutkan_
6. Kita harus yakin bahwa hari esok adalah milik islam.
Sudah ditanamkan dalam literatur syar'i bahwa kita harus memiliki karakter optimis karena kita diatas al haq. Kita harus yakin bahwa hari esok untuk islam.
Selasa, 9 Juni 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar